Jumat, 28 September 2012

Adat Lebaran di Kota Kayuagung


Kayu Agung Beberapa daerah memiliki cara yang unik dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Salah satu hal unik dilakukan oleh masyarakat Kayu Agung, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, yang merayakan Idul Fitri dengan berkeliling kota menggunakan pakaian adat pada H+3 dan H+4 Lebaran.


Pada Selasa (21/08/2012) kemarin ribuan warga dan wisatawan memadati Kayu Agung. Keramaian itu bahkan membuat Kota Kayu Agung yang biasanya tampak lengang, mengalami kemacetan akibat padatnya kendaraan pribadi yang masuk. Hari itu, memang digelar acara tradisional perayaan Hari Raya Idul Fitri


Iringan musik orkes Tanjidor dengan alunan lagu-lagu cinta populer mengiringi ratusan pasang bujang Kayuagung yang mengelilingi kota. Ratusan bujang dan gadis ini berjalan berpasangan dengan mengenakan lebih dari 50 jenis pakaian adat setempat. Beberapa pakaian adat yang ditampilkan seperti pakaian adat pengantin, pukal maju, pakaian mulo, unduk tuo, dan lainnya.

Hal tersebut dilakukan dalam tradisi yang populer disebut 'Midang'. Tradisi ini digelar masyarakat Kayu Agung pada hari ketiga dan keempat perayaan hari raya Idul Fitri tiap tahunnya.

Hari Rabu (22/08) ini, para pengunjung diperkirakan akan bertambah lagi. Sebab, Midang yang akan digelar hari ini merupakan midang akbar, yang mana akan diikuti seluruh bujang gadis Kayu Agung dari seluruh Indonesia. Selain itu, Midang akbar kali ini akan dihadiri sejumlah kepala daerah di Sumsel, termasuk Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

Para bujang gadis setelah berkeliling kota, akan langsung disambut di Pendopo Kabupatenan OKI oleh Bupati OKI Ishak Mekki dan istrinya Tartilah Ishak, serta para pejabat pemerintah daerah lainnya. “Tradisi midang ini terus kita lestarikan sebagai khasanah kebudayaan daerah. Midang sendiri telah menjadi agenda nasional setiap tahunnya sebagai salah satu aset wisata budaya di Indonesia,” kata Ishak Mekki ketika menerima rombangan arak-arakan Midang di Pendopo Kabupatenan Kayuagung. 

bidar di kayuagung 


 

         bidar adalah salah satu tradisi di Kayuagung yang diperlombakan satu tahun sekali, pemain bidar biasanya terdiri dari 10-15 orang dalam satu perahu. yang mengikuti perlombaan biasanya kelurahan dari kecamatan kayuagung tepatnya morge siwe bagi yang belum mengetahui  morge siwe. morge siwe adalah kelurahan-kelurahan yang tepatnya berada dipinggiran sungai.morge siwe terdiri dari 9 kelurahan dipinggir sungai yaitu
1.kayuagung asli 2.perigi 3.kutaraya 4.kedaton 5.jua-jua 6.sidakersa 7. mangunjaya 8.paku dan yang terakhir adalah Sukadana .
          kembali lagi ke bidar biasanya orang yang mengikuti bidar usia nya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. orang yang mengikuti bidar biasanya memperebutkan hadiah yang menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar